Keluh Kesah Warga Desa Tanjung Laut, Normalisasi Sungai Bantung Yang Tak Kunjung Selesai

Banyuasin | Intelpostnews.com.

Tanjung Laut – Dari semenjak berdirinya PT Sri Andal Lestari (SAL) di Desa Tanjung Laut Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, Masyarakat Desa Tanjung Laut dan sekitarnya dalam kehidupannya jadi berubah harus menjalani penderitaan yang di rasakan, karena sebagian dari masyarakat terpaksa jadi kehilangan mata pencaharian untuk menapkahi keluarga dalam kehidupan sehari-harinya.

Selayaknya berdirinya PT Sri Andal Lestari (SAL) di Desa Tanjung Laut dapat memberikan fasilitas yang mengutamakan kesejahteraan pribumi masyarakat Desa Tanjung Laut agar kehidupannya menjadi sejahtera bukan malah sebaliknya banyak menimbulkan membuat masyarakat Desa Tanjung Laut harus mengalami penderitaan panjang dengan menghilangkan mata pencaharian kehidupan masyarakat kecil yang kini harus jadi derita yang di alami masyarakat pribumi.

Dari Himbauan salah seorang jurnalist media Intelpostnews di lapangan ke masyarakat Desa Tanjung Laut mendapat kan informasi yang di himpun dari salah seorang warga yang engan di sebutkan namanya menjelaskan,” Kehidupan kami masyarakat penduduk Desa Tanjung Laut sejak dari dahulu sebagai kehidupan mata pencaharian kami masyarakat desa Tanjung Laut terbagi dua bagian, sebagian mata pencaharian propesi sebagai Petani dan sebagian lagi propesi sebagai Nelayan yang mencari ikan di Sungai Bantung yang ada di aliran desa kami ini,” Katanya.

Namun sejak berdirinya PT Sri Andal Lestari (SAL) di desa kami Tanjung Laut ini, Mata pencaharian napkah kami masyarakat sebagai nelayan pun kini tidak dapat lagi untuk di jadikan sebagai mata pencaharian napkah untuk menghidupi keluarga anak-anak kami dalam kehidupan sehari-harinya. Di sungai Bantung yang selama ini sumber kami masyarakat bergantung dalam mencari rejeki, tapi kini hilang dan tidak dapat untuk di harap kan lagi untuk menjadi napkah dalam menghidupi keluarga anak-anak kami kesehariannya, karena ikan-ikan pun di sungai sudah tidak ada lagi, akibat oleh pembuangan Limbah dari PT Sri Andal Lestari (SAL) yang mengalir ke sungai bantung mengakibatkan terjadinya pencemaran dari Limbah tersebut ikan-ikan dan hewan-hewan yang ada di sungai bantung dan sekitarnya di desa kami jadi tercemar mati musnah dan hilang.

Kalau dahulu sebelum adanya tercemarnya sungai bantung dari Limbah PT SAL desa kami di kenal desa yang paling banyak menghasilkan ikan bahkan warga sebagai nelayan di desa Tanjung Laut kadang penjualan ikan dari hasil nelayan hingga sampai mengirimkan ikan asin ke luar daerah, bahkan sampai mengirim hasil ikan kami ke padang juga ke daerah-daerah lain nya saking banyak nya ikan yang ada di Sungai Bantung Desa Tanjung Laut ini.

Namun setelah berdirinya PT SAL di desa Tanjung Laut sekarang ini, Jangankan dapat menghasilkan ikan untuk di jual, sekedar untuk mencari lauk makan pun sehari-hari kami sudah sangat susah jelas salah seorang warga yang tadinya sebagai nelayan pencari ikan di desa Tanjung Laut,” Jelasnya.

Bagaimana merasakan sangat sedih nya penderitaan kami sebagai warga sekarang ini, mata pencaharian kehidupan kami sudah hilang sementara perusahaan yang berdiri di desa kami tidak memberikan lowongan kerja untuk kami sebagai pribumi masyarakat desa Tanjung Laut ini,” Ungkapnya.

Malah pemerintah desa kami pun sebagai kepala desa sepertinya tidak ada pernah terpikirkan akan bagaimana nasib masyarakatnya yang sekarang jadi hilang mata pencaharian hidupnya sejak berdirinya PT SAL tersebut di desa kami,” Jelasnya.

Sementara yang dapat masuk bekerja di PT SAL tersebut hanya warga yang masih keluarga dari kepala desa saja, Itupun hanya beberapa orang saja dari warga desa kami Tanjung Laut, sebagian lagi malah bukan orang pribumi desa Tanjung Laut kami tapi warga yang dari luar desa Tanjung Laut,” katanya.

Selayaknya sebagai Pemerintah Desa sebagai Kepala Desa sepatutnya memikirkan akan nasib warganya.

Kini yang di rasakan sebagai masyarakat desa Tanjung Laut sangat lah banyak penderitaan yang harus di alami dari sejak berdirinya PT SAL di desa kami ini,” Ujarnya.

Dari mata pencaharian kehidupan kami warga desa terutama propesi sebagai nelayan jadi hilang merasa di rampas, kehidupan masyarakat untuk mencari napkah pun kini menjadi susah dengan berbagai penderitaan yang harus kami jalani kehidupan ini, di tambah lagi Proyek Normalisasi Sungai Bantung Desa Tanjung Laut yang aliran Sungai nya di tutup tanggul PT SAL yang tidak boleh di buka oleh PT SAL dan mengakibatkan lahan kebun masyarakat akhirnya jadi terendam banjir.

Kami sebagai masyarakat Desa Tanjung Laut mohon dan berharap kepada jajaran pemerintah yang ada di kabupaten Banyuasin terutama kepada Bupati Banyuasin H Askolani SH MH juga kepada Gubernur di provinsi Sumatera Selatan H Herman Deru SH MM Agar dapat menindak lanjuti dari apa yang di alami penderitaan pada masyarakat Desa Tanjung Laut Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, karena menyangkut demi kelangsungan hidup masyarakat Desa Tanjung Laut agar dapat menjalani kehidupan selayaknya kembali demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa Tanjung Laut kami ini,” Pungkasnya.

( M Kholil & H Toni )

Tinggalkan Balasan