Simalungun | intelpostnews.com
Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Simalungun untuk tidak mengenakan pakaian adat Simalungun dalam acara Konsolidasi Nasional (Konsolnas) yang diselenggarakan di Semayan, Jakarta, memicu gelombang protes dari berbagai kalangan, termasuk Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Simalungun. Organisasi kepemudaan ini berencana menggelar aksi turun ke jalan sebagai bentuk kekecewaan dan protes terhadap KPU Simalungun.
KNPI Simalungun menilai, tindakan KPU yang mengabaikan penggunaan pakaian adat dalam acara nasional tersebut sebagai sebuah penghinaan terhadap identitas dan budaya masyarakat Simalungun. “Kami tidak bisa tinggal diam ketika warisan budaya kami diabaikan begitu saja oleh instansi pemerintah. Pakaian adat adalah simbol kebanggaan dan jati diri Simalungun yang seharusnya dihormati,” ujar Juni Saragih,21/8/2024
Rencana aksi turun ke jalan ini diharapkan bisa menarik perhatian publik dan pemerintah terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal. KNPI Simalungun menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar bentuk protes, tetapi juga sebuah ajakan untuk bersama-sama menjaga dan menghormati warisan budaya daerah.
“Aksi kami akan berlangsung damai, namun dengan pesan yang kuat. Kami ingin KPU dan instansi lain menyadari bahwa budaya lokal tidak bisa diabaikan, apalagi dalam acara besar seperti Konsolnas yang dihadiri oleh berbagai pihak dari seluruh Indonesia,” tambah Juni Saragih.
Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat Simalungun turut mendukung aksi yang akan dilakukan KNPI ini. Mereka berpendapat bahwa pemerintah, termasuk KPU, harus lebih peka dan peduli terhadap identitas budaya lokal.
“Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mengesampingkan pakaian adat dalam acara resmi. Ini adalah bentuk penghormatan yang seharusnya diberikan kepada budaya kita,” tegas salah satu tokoh adat Simalungun.
KPU Simalungun hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait protes yang dilontarkan oleh KNPI dan masyarakat. Namun, gelombang kritik yang semakin besar ini menuntut KPU untuk segera memberikan penjelasan dan langkah konkret guna mengatasi kekecewaan yang meluas di kalangan masyarakat.
KNPI Simalungun berharap, aksi ini dapat mendorong KPU dan lembaga lainnya untuk lebih menghargai dan mempromosikan budaya lokal di masa depan. “Kami hanya ingin agar budaya Simalungun mendapat tempat yang layak dalam setiap acara besar, dan kami akan terus memperjuangkan hal ini,” tutup Juni Saragih. (J stp)