Simalungun | intelpostnews.com
Sungguh sangat memalukan di Era Kepemimpinan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga dalam satu tahun terakhir ini sampah kerap berserakan di Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun
Hal itu disampaikan sejumlah masyarakat marga Situmorang, narga Manik, Harianja, Sinaga, Boru Purba dan salah seorang wisatawan di ruang terbuka publik (RTP) Parapat, Jumat (27/9/2024).
Salah satu warga marga Manik menjelaskan dua tahun terakhir ini kepala daerah dinilai tidak peduli dengan pariwisata di kota wisata Parapat khususnya tentang kebersihan dan saranan lampu penerangan jalan serta rambu-rambu lalulintas.
“Kita melihat pendistribusian sampah dari sejumlah titik bak sampah yang ada tepi jalan utama dan arteri di Parapat kerap bertumpuk-tumpuk sampah karena kontrak kerja tenaga kebersihan sepertinya sengaja di hapus Pemerintah kabupaten Simalungun hingga situasi sampah di Parapat tampak kumuh dan beraroma tak sedap,” ujar Manik.
Marga Situmorang mengatakan, bahwa pesona pariwisata yang pertama adalah tentang kebersihan lingkungan, jika sampah berserakan, maka otomatis tamu akan enggan berkunjung atau jerah datang kembali ke kota touris parapat dan yang lebih ironisnya lagi, sewaktu penyerah medali emas kepada para pemenang lomba sepeda Pekan Olahraga Nasional (PON) Kamis 12/09/2024) yang lalu, sampah menumpuk di area Ruang Terbuka Publik (RTP) Parapat hingga membuat sejumlah wisatawan menutup hidung sambil lewat,”katanya.
Sementara itu, marga Harianja mengatakan, selain kota wisata kumuh akibat sampah yang berserakan, prasarana pengadaan lampu penerangan jalan di beberapa titik jalan arteri dalam kota Parapat juga sangat minim hingga membuat situasi di malam hari sangat gelap.
Kata Harianja, selayaknya seluruh dalam kota wisata sudah terang benderang karena telah di tetapkan Presiden RI sebagai Kawasan Strategi Pariwasata Nasional (KSPN) Danau Toba.”Hingga saat ini pengunjung tidak ada yang menikmati liburannya berkeliling ke destinasi wisata yang ada di Parapat pada malam hari di karena kan sangat gelap dan tumpukan sampah di mana-mana,” pungkasnya.
Selain itu, kata Harianja, prasarana rambu-rambu lalu lintasnya juga sangat minim karena tidak pernah dibenahi pemerintah daerah sehingga tak jarang wisatawan selalu salah arah jalan yang berlawanan dan sebagian pengendara keliru menuju objek wisata wilayah Kabupaten Toba karena rambu rambu penunjuk jalan di perempatan jalan pintu masuk ke dalam Kota Parapat tidak ada.
“Kita menilai kepala daerah kabupaten simalungun tidak mengerti dan memahami apa itu pariwisata serta bahkan tidak peduli terhadap kemajuan pariwisata,yang ada di kabupaten simalungun padahal pendapatan daerah sangat tinggi dari sektor pariwisata,” katanya.
Kita berharap pemimpin terpilihnya nanti bisa kedepan nya memilki pengetahuan tentang kepariwisataan di Kota Wisata Parapat karena masyarakatnya dominan berprofesi sebagai berdagang, jasa pariwisata, perhotelan dan restoran,” tambah Sinaga
“Masyarakat Parapat mengharapkan Kepala Daerah terpilih 2024 di Kabupaten Simalungun ke depan bisa mendukung pariwisata di Danau Toba, khususnya di Kota Wisata Parapat, Kecamatan Girsang sang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun dan jangan lagi seperti kepala Daerah sekarang ini,”ujar Marga Sinaga didampingi warga lainnya.(R1/UM)