Taput I Intel Post News.Com
Ketua TPK Taput Sarlandy Hutabarat, SH, MM didampingi Kepala DPPKBP3A Donna Situmeang, Kepala Dinas PMD Donny Raymond Simamora, Kadis Kesehatan Sudirman Manurung, Kepala Bappedalitbang Luhut Aritonang, Kadis Perkim Budiman Gultom, Kadis Sosial Bahal Simanjuntak dan beberapa pimpinan Perangkat Daerah membuka Pelatihan Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK), bertempat di Gereja HKI Sarulla Kecamatan Pahae Jae. (Senin, 29/08/2022).
Turut hadir dalam pelatihan yang diikuti oleh 153 kader TPK ini, Camat Purbatua Ade Harri Situmorang, Camat Simangumban Albert Tampubolon, Camat Pahae Jae Redianto Sinaga, Camat Pahae Julu Maradu Sitompul beserta para Kepala Desa di sekitar luat Pahae.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman TPK Stunting dalam menekan angka Stunting sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72/2021 dan RAN Pasti, yaitu Terdapat 5 (lima) kegiatan prioritas dalam program percepatan penurunan stunting, yaitu: (1). Penyediaan data keluarga berisiko stunting;
(2). Pendampingan keluarga berisiko stunting
(3). Pendampingan catin;
(4). Surveilans; dan
(5). Audit kasus.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Tapanuli Utara Sarlandy Hutabarat yang juga merupakan ketua TPK Stunting Taput menyampaikan apresiasi atas antusiasme kader TPK mengikuti pelatihan ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada kader-kader TPK dari 4 kecamatan se-Luat Pahae atas semangat dan antusiasmenya dalam mengikuti pelatihan ini. Semoga kita semua tetap semangat untuk mengikuti pelatihan dari awal, pertengahan hingga akhir dan menerapkannya di lingkungan kita masing-masing meskipun jumlah kader TPK belum cukup memadai dibanding jumlah masyarakat”, ucap Sarlandy mengawali.
Sarlandy juga menambahkan bahwa tugas pendampingan keluarga untuk menangani stunting ini merupakan pekerjaan kemanusiaan yang mulia.
“Para Kader TPK Stunting adalah wanita-wanita hebat dari Tapanuli Utara. Pekerjaan kader TPK ini merupakan pekerjaan yang sangat mulia karena bersentuhan langsung dengan sisi kemanusiaan. Pekerjaan ibu-ibu TPK stunting sangat krusial untuk mencapai Program Pemerintah menuju Generasi Emas 2045”, tambah Sarlandy Hutabarat.
“Kami menekankan kepada ibu-ibu TPK stunting untuk terus meningkatkan kemampuan dalam menekan angka stunting, terutama kemampuan di bidang komunikasi untuk mempermudah proses pendampingan dan mengajak keluarga untuk menerapkan perilaku hidup sehat,” sebut Sarlandy mengakhiri.
Dalam kesempatan sebelumnya, laporan Kepala DPPKBP3A memaparkan bahwa selain untuk pelatihan, kegiatan ini juga dilakukan untuk verifikasi dan validasi data Stunting di Kabupaten Tapanuli Utara.
“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menekan angka stunting dari angka 26,7% hingga ke level 5% pada Tahun 2024 sesuai target RPJMD Kabupaten Tapanuli Utara. Verifikasi dan Validasi Data Stunting dilakukan untuk pemutakhiran data agar dapat diketahui kondisi terkini dari setiap keluarga sasaran”, papar Donna Situmeang.
Dalam kesempatan tersebut, Narasumber Marni Siregar yang merupakan Direktur Poltekkes Kemenkes Medan Prodi D-III Kebidanan Tarutung memberikan penjelasan, pemaparan serta interaksi dua arah kepada peserta pelatihan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan Google Form untuk verifikasi dan validasi data stunting.
Rangkaian acara juga diisi dengan paparan seluruh Perangkat Daerah pengampu percepatan penanganan dan pencegahan stunting kemudian dilanjutkan dengan simulasi penyuluhan oleh 4 tim TPK kecamatan saat melakukan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting.(Erikson)