Sidikalang, Dairi| Intelpostnews.com
Lebih kurang 500 orang massa dari Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK) dari tiga Kecamatan di Kabupaten Dairi melakukan aksi menuntut penolakan PT Dairi Prima Mineral (DPM) dan PT Gruti diawali titik kumpul di Gedung Njauli Manik menuju Kantor DPRD Kabupaten Dairi kemudian berlanjut ke Kantor Bupati Dairi,Selasa (01/11/2022).
Aksi unjuk rasa ratusan massa tersebut dikawal ketat oleh Personel Kepolisian Polres Dairi yang langsung dipimpin oleh Kapolres Dairi AKBP Wahyudi Rahman, SH.SIK.MM, didampingi Kapolsek Sidikalang Kota AKP Sukanto Berutu, Kasat Reskrim Polres Dairi AKP Rismanto J Purba,Kasat Samapta Polres Dairi AKP Tugono,SH untuk menjaga agar aksi massa tersebut berjalan dengan aman dan kondusif.
Dalam aksi dari Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK) tersebut kordinator aksi menyampaikan, “bahwa kehadiran PT DPM dan PT Gruti sangat mengancam kehidupan para Petani di Kabupaten Dairi khususnya petani yang ada disekitar lokasi Perusahaan, ” ujar Koordinator aksi
Di depan Kantor Bupati Dairi para aksi unjuk rasa meminta agar Bupati Dairi Dr.Edy Kelleng Ate Berutu dapat menemui para massa untuk memberikan penjelasan atas tuntutan mereka,namun pada saat itu, Bupati Dairi Dr Edy Kelleng Ate Berutu sedang ada rapat zoom dengan Pemerintah Pusat, sehingga Sekretaris Daerah (Sekda) Dairi Budianta Pinem, datang mewakili Bupati untuk menemui para aksi.
Setelah Sekda Budianta Pinem menjelaskan tentang keberadaan Bupati Dairi, namun para aksi tidak merasa puas kalau tidak berjumpa langsung dengan Bupati. ” Kami rakyat Dairi hanya ingin berjumpa dengan Bupati walaupun sekitar lima menit saja untuk berdialog serta ingin tahu bagaimana tanggapan Bupati tentang kehadiran PT DPM dan PT Gruti yang telah mengancam kehidupan kami para Petani, ” ujar koordinator aksi.
Setelah beberapa kali Sekda menjelaskan, namun massa tetap ngotot ingin berjumpa dengan Bupati, sehingga hampir saja para ibu ibu hendak menerobos masuk ke Kantor Bupati menjumpai Bupati Dairi Dr Edy Kelleng Ate Berutu, namun dihalau oleh Personel Polisi wanita (Polwan) dan Satpol PP.
Setelah sekitar 2 jam para unjuk rasa menuntut agar Bupati bersedia menjumpai mereka, akhirnya Bupati Dairi hadir menemui para aksi unjuk rasa dan memberikan penjelasan kepada massa.
” Pada dasarnya saya mendengar,saya akan mencatat dengan pejabat yang saya punya, kemudian mengumpulkan dan mengirim surat kepada Menteri, dan saya akan menunggu petunjuk,apabila saya dipanggil, saya akan menghadap, seperti apa yang saya alami,saya akan melaporkan kepada atasan saya, ” ujar Bupati.
Kemudian koordinator aksi meminta kepada Bupati untuk menyerahkan surat rekomendasi atas tuntutan mereka, dan apa yang menjadi tuntutan mereka benar-benar dikerjakan oleh Bupati Dairi.
” Otoritas saya terbatas,saya juga tidak mau melanggar hukum,saya juga mempunyai rakyat yang lebih banyak yang saya pimpin, tentunya mereka juga tidak mau saya melanggar hukum,hanya karena beberapa warga yang saya cintai,saya harus melihat keseluruhan, dan saya tidak boleh melalui garis yang sudah ditetapkan Pemerintah, tuntutan kalian sudah saya terima, akan saya telaah, saya akan kirim surat ke Pemerintah, ” tambah Bupati.
Setelah Bupati memberikan penjelasan kepada massa unjuk rasa,Bupati langsung meninggalkan massa, namun jika tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh Bupati Dairi mereka akan mengerahkan massa yang lebih banyak lagi sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Usai membacakan doa para aksi unjuk rasa membubarkan diri. ( AJ Sagala )