Jateng | intelpostnews.com
Semarang – Pasca dua kejadian yakni Polisi tembak Polisi di Solok kemudian belum sepekan Polisi Tembak pelajar di Semarang mendapat sorotan dari berbagai pihak, hingga ketua MPR RI memberikan penilaian.
Ketua MPR Ahmad Muzani menilai perlu adanya evaluasi psikologi terhadap seluruh personel Polri.
Hal itu ditujukan untuk memeriksa psikologi personel Polri dalam memegang senjata api (senpi).
Dorongan evaluasi psikologi itu dilontarkan Muzani merespons adanya dua kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam sepekan terakhir.
“Iya mungkin evaluasi berkala dalam kurun waktu tertentu mungkin perlu, mungkin,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (oficialnews Chanel) Selasa ( 26/11/24 ).
Kemudian terkait dengan Insiden penembakan yang menewaskan seorang siswa SMKN 4 Semarang tersebut juga menjadi perhatian khusus berbagai pihak. Mulai dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ombudsman Jateng, serta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Semarang.
Seperti dilansir dari detikcom bahwa Komisioner Komnas HAM, Saurlin P Siagian mengaku mendorong adanya penegakan hukum. Meski belum mendapat laporan detail terkait insiden tersebut, ia meminta agar kasus dituntaskan dan keamanan masyarakat bisa kembali terjamin.
“Laporan belum masuk. Namun ketika ada pelanggaran hukum harus ada penegakan hukum juga,” kata Saurlin di Kantor Bawaslu Jateng, Kecamatan Gajahmungkur, Selasa (26/11/2024, ungkapnya singkat.
Sementara sebelumnya Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, bahwa seorang siswa SMK Negeri 4 Semarang meninggal dengan luka tembak di tubuhnya. Korban ternyata ditembak anggota kepolisian yang tengah berupaya melerai kelompok korban yang hendak tawuran dan peristiwa itu terjadi pada hari Minggu (24/11/24) dini hari.
“Pada Minggu dini hari kemarin kita menangani laporan setidaknya ada tiga peristiwa tawuran antargeng, antarkreak di Kota Semarang, di Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara dan di Semarang Barat. Nah dalam penanganan ketiga ini ada beberapa yang kita amankan dan tetapkan sebagai tersangka,” kata Irwan kepada awak media, Senin petang (25/11/2024).
Kemudian dia menjelaskan korban berinisial G (17) ada di peristiwa Semarang Barat dekat wilayah Paramount.
“Di Semarang Barat kita lakukan pemeriksaan terhadap 12 anak-anak yang terlibat, empat di antaranya tersangka. Mereka dari dua kelompok berbeda, geng Seroja dan geng Tanggul Pojok. Korban dari geng Tanggul Pojok. Kita juga amankan sajam,” jelasnya.
Saat ini penyelidikan masih dilakukan termasuk meminta keterangan anggota polisi yang melepas tembakan. Penyelidikan terhadap peristiwa tawuran di lokasi lain juga dilakukan.
“Menunggu penyelidikan. Menunggu hasil visum,” tegas Irwan.
“Jadi penanganan terhadap tiga peristiwa sedang kita dalami. Ungkap siapa saja yang terlibat,” pungkasnya. (Ss/Wwn).