Musi Banyuasin | Intelpostnews.com.
Sekayu-Terkait pemberitaan yang viral di Medsos di Muba Akor tentang adanya Oknum pejabat pemerintahan di Muba melakukan hubungan suami istri di dalam kamar hotel dengan anak buah stafnya, dari awak media Intelpostnews.com mencoba konfirmasi menghubungi pihak korban tentang kebenaran kejadian pada pemberitaan tersebut.
Dalam konfirmasi ke korban, di katakan oleh korban yang mana kejadian tersebut memang benar di alamaninya ketika dirinya masih bekerja sebagai pegawai staf honorer di sekretariat kab Muba, dan kejadian tersebut pada tahun 2021 lalu. “Katanya.
Semua perlakuan inisial OK terhadapnya Selama ini korban hanya pasrah menerima, walau sebenarnya yang di rasakan korban sangat terasa begitu berat harus ia jalani dari yang di alaminya, semua itu dengan perasaan terpaksa dirinya harus menerima di perlakukan oleh OK terhadapnya, Semua hanya demi mempertahankan pekerjaannya yang status Honorer di Staff Sekretariat Kab Muba, karena merasa takut di berhentikan dari pekerjaannya jika menolak kehendak OK sebagai atasannya. “Keluhnya.
Walau terasa berat hati, dengan terpaksa dirinya merelakan di nodai oleh OK sebagai atasannya yang pada waktu itu menjabat sebagai Kabag di Setda Muba. “Ucapnya.
Di ungkapkan oleh korban awal mula kejadian yang di alaminya yang masih teringat jelas saat dirinya di perlakukan oleh OK, “Pada saat itu lagi jam bekerja, saya di ajak pergi keluar oleh atasan saya OK yang jabatannya selaku Kabag di Setda Muba, Sebagai bawahan tidak bisa menolak, hanya menurut mengikuti saja perintah atasan, saya mengira di ajak ada tugas pekerjaan kantor, tapi ternyata saya di ajak keluar hanya jalan-jalan dengan mobilnya, hingga perjalanan kami sampai di Kios Pom Bensin Kec Lais, kemudian sesampainya di Kios Pom Bensin Lais, mobil yang di kendarai kami di putar balik kembali ke arah sekayu, perjalanan kembali ke arah Sekayu, Setelah sampai di Sekayu, tiba-tiba mobil di berhentikan bukan di halaman kantor, tapi di salah satu hotel yang ada di Sekayu oleh OK, saya binggung, kemudian saya di ajaknya turun dari mobil, saya pikir mungkin ada seseorang yang akan di temui dalam urusan tugas kantor, jadi saya ikutin saja, lalu saya sempat kaget ketika saya di bawanya masuk ke dalam kamar hotel. “Ujarnya.
Setelah berada di dalam kamar hotel, tiba-tiba OK langsung memeluk mencium dan menjamah tubuh saya, lalu mengulingkan saya di tempat tidur, sampai melakukan menyetubuhi saya, saya pada saat itu binggung tidak berdaya apa-apa untuk berontak menolak, dalam pikiran saya, bila saya tolak berontak nanti saya pasti di pecat dari pekerjaan saya, jadi dalam kebinggungan saya terpaksa hanya diam pasrah saat di setubuhi oleh OK. “Jelasnya.
Setelah selesai melakukan hal tersebut, OK memberikan sejumlah uang kepada saya, sambil berkata, ini terima uang buat pegangan kamu ya, “Ucapnya.
Kemudian selesai dari hotel saya di ajak kembali ke kantor dan bekerja lagi seperti biasa,”ujarnya.
Di akui oleh korban, “Kalau untuk perbuatan melakukan hubungan suami istri baru satu kali, tapi kalau saat sedang kerja, saya sering di panggil ke dalam ruangan OK, di dalam ruangannya, OK sering melakukan seperti mencium, memeluk, dan meremas saya, hal seperti itu sering kali dilakukannya terhadap saya, dan saya hanya pasrah diam saja, tidak berani untuk menolak dan berontak, karena di dalam benak saya, merasa takut jika saya menolak nanti saya di pecat di berhentikan dari pekerjaan saya, karena dia atasan saya, hal tersebut hampir setiap hari di saat kerja di lakukannya kepada saya” ungkapnya.
Ketika di wawancarai awak media mengapa kejadian yang di alaminya yang telah cukup lama telah berjalan berapa tahun, tapi mengapa selama ini korban tidak mengambil langkah menuntut secara jalur hukum atas perbuatan yang di lakukan OK terhadap dirinya.
Di katakan oleh Korban, kejadian yang di alaminya dalam hal seperti itu, sebagai seorang wanita sudah jelas binggung untuk mengambil suatu tindakan, karena pilihan yang menjadi resiko dirinya sebagai wanita belum siap untuk menerima menanggung malu, yang bukan hanya terhadap dirinya saja, tapi menyangkut nama besar keluarga saya juga, karena bagi saya kejadian tersebut adalah suatu AIB, dan saya tadinya berharap menunggu akan ada niat baik selama ini dari OK atas apa yang telah di perbuat di lakukannya terhadap saya, Namun sampai saat ini OK tidak ada niat baik rasa bertanggung jawabnya, sampai akhirnya pun saya tidak lagi bekerja di staff Sekretariat Muba, terpaksa permasalahan ini saya angkat dan buka. “Tegasnya.
Di ungkapkan juga oleh korban, saat ini OK tidak lagi menjabat Kabag di Setda Muba, namun sudah pindah ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muba jabatannya sebagai Sekretaris di DLH Muba, Juga pernah dulu sebelumnya menjabat sebagai Camat Sungai Lalan. “Jelasnya.
Sebelum berita ini di terbitkan kami dari pihak media telah berulang kali mencoba untuk menemui OK mendatangi di Kantornya di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muba, Juga mencoba menghubungi melalui Via telphone Whatsaapnya untuk konfirmasi agar pemberitaan dapat berimbang, Namun di tunggu di jedah waktu sampai berita ini di terbitkan, yang bersangkutan OK tetap tidak memberikan jawaban dan balasannya.
( Tim RKT )