Jateng | intelpostnews.com
Semarang – Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah meminta Pemprov Jateng segera menangani kemiskinan dan pengangguran, mengingat angka kemiskinan dan pengangguran di Jateng cukup besar.
Dalam hal ini Kepala Ombudsman Jateng, Siti Farida ketika di jumpai oleh awak media di kantornya pada Rabu(18/12/24) mengatakan, harus ada skala prioritas dalam menuntaskan pekerjaan rumah tersebut.
Dari data BPS, angka kemiskinan di Jateng per Maret 2024 mencapai 10,47 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
“Tingkat kemiskinan di Jateng masih di atas rata-rata nasional. Jika bicara angka mencapai 10,47 persen, artinya satu dari 10 orang di Jateng berada dalam kategori miskin,” sebut Siti Farida.
Selanjutnya Siti Farida juga menekankan untuk kelompok masyarakat miskin, terutama yang masuk kategori rentan, memerlukan perhatian dan prioritas khusus.
Selanjutnya Farida menambahkan bahwa selain kemiskinan, pengangguran juga menjadi persoalan serius, bisa berpotensi memperburuk kondisi ekonomi masyarakat. Menurut data dari Bappeda Jateng, tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jateng mencapai 4,7 persen.
“Itu artinya, lima dari 20 orang di Jateng masih menganggur,” tambahnya.
Farida memberikan masukan, perlu kolaborasi antara berbagai pihak atau stakeholder sangat diperlukan untuk menangani persoalan ini dan akan menjadi (PR Besar) Pekerjaan Rumah besar, Farida tetap optimis jika semua pihak bekerja sama untuk mencari solusi terbaik.
Kemudian Ia juga menyampaikan walaupun sering menghadapi berbagai tantangan, Ombudsman Jateng telah mencatat keberhasilan signifikan dalam penanganan aduan masyarakat sepanjang 2024. Yaitu sebanyak 386 laporan telah selesai ditangani, terdiri dari 344 laporan masyarakat dan 42 respon cepat yang dilakukan oleh Ombudsman.
Dari laporan tersebut, masalah pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, jaminan sosial, serta ketertiban dan keamanan menjadi yang paling banyak diadukan.
“hal tersebut memang menjadi salah satu kategori laporan tertinggi sepanjang tahun,” ujarnya.
Dengan tingginya angka kemiskinan dan pengangguran tersebut Farida berharap Pemprov Jateng dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasinya.
“Kami percaya melalui komitmen bersama, kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan secara signifikan di masa mendatang,” pungkasnya. (Ss/Wwn).