Deli Serdang l intelpostnews.com
Jabatan kepala desa di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk saat ini sangat lah malang nasibnya, hal ini terpantau fakta dilapangan seperti para Kepala desa se Deli Serdang yang berjumlah 380 desa.
Maraknya kegiatan bimtek-bimtek yang dilakukan Pemerintah Kabupaten dinas PMD dan Kecamatan (Kasi PMDes) lewat perpanjangan tangannya APDESI dan BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa) di setiap Kecamatan.
Program bimtek ini menjadi ajang proyek titipan birokrasi dari pemerintah struktural dan fungsional dengan pion kambing hitamnya BKAD
Mayoritas dari 380 Kepala desa se Kabupaten Deli Serdang menyampaikan keluhannya tanpa mau identitasnya di publikasikan mengatakan. ” Kami sudah pada ‘Pusing.!!!!’ ini bang dengan terlalu banyaknya anggaran yang kami gelontorkan dari ADD hanya khusus untuk bimtek dan studi tiru, mulai anggaran tahun 2022 sampai anggaran tahun 2023 kami setiap desa telah menggelontorkan ratusan juta untuk bimtek, belum lagi acara lain” Ujar mereka dengan kesal
Baru-baru ini jadi viral, camat Tanjung Morawa RLD membuat bimtek hanya sehari dari jam 8:00 pagi s/d 14:30 wib. Dengan biaya fantastis 7-8 juta perdesa sebanyak 25 desa di Kecamatan tersebut.
Saat Camat RLD mau dimintai keterangan soal kegiatan tersebut, terkesan diam seribu bahasa, berapa kali awak media mendatangi kantonya tak pernah ada, demikian juga komunikasi lewat telpon WhatsApp di no 0813-7000-xxxx nampak tanda berdering namun tak di angkat, begitu juga pesan WhatsApp nampak conteng dua biru tapi tak ada balasan
Selasa, (22/8/2023) Drs Kharul Azman M.AP Kadis PMD Deli Serdang di ruangan nya, turut juga hadir Sekretaris PMD dan Babid PMD Deli Serdang. Saat di konfirmasi, Kadis terkesan membenarkan bahwa bimtek yang dilakukan camat Tanjung Morawa RLD benar adanya, ” soal penggunaan dana yang saya tahu adalah untuk membayar para nara sumber dari PMD sendiri, Inspektorat dan para tutor lainya, sambil memberikan sejumlah uang ke salah seorang wartawan agar tidak ribut-ribut lagi
Mak Tigor :
“Ngeri kali lah nasib para Kades kades kita ini ya bang, “kata mak Tigor pada suatu malam kepada suaminya.
Pak Tigor lalu menjawab istrinya sambil tersenyum-senyum :
“Tahu kah kamu, bahwa kepala desa itu bukan Kepala Desa tapi Kepala DOSA, nah kenapa saya katakan begitu.? Dia yang mencuri tapi bukan dia yang menikmati hasil curiannya.”
Mak Tigor pun berkata “ia yah…sambil geleng-geleng kepala.”
(Jhon Tobing)