Kabupaten Dairi | Intelpostnews.com
Sidikalang – Siswa SD dan SMP peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) metode Gasing (gampang, asyik, menyenangkan) mengaku pelajaran matematika menjadi sangat gampang dan mudah ditangkap.
Metode yang dikembangkan Prof. Yohannes Surya ini diakui beberapa peserta Diklat tahap 2, antara lain Yuliani Samosir, Nurlaima Manik, Geisha Ginting, Marchello Lumban Raja, Andreas Refano, Regina Simbolon, Dean Silalahi, Evan Girsang, Riahdo Sitanggang, dan Alfonsus Siboro, Senin (8/5/2023), di sela jam istirahat Diklat metode gasing.
“Kami sangat senang dan semangat, untuk mempelajari metode gasing ini. Metode ini sangat luar biasa dan di sini kami mendapatkan cara berhitung yang belum kami terima di sekolah kami. Di sini kami diajari bagimana caranya berhitung cepat baik penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Trainer nya juga sangat ramah dalam membimbing kami sehingga kami cepat menangkap,” ujar Nurlaima Manik.
Mereka mengucapkan terima kasih kepada Prof. Yohannes Surya karena sudah mengembangkan metode gasing ini dan bersedia membagikan ilmu kepada para pelajar yang ada di Dairi.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Dairi Eddy Berutu, karena telah menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga kami semakin cerdas sehingga Dairi Cerdas, Dairi Unggul dapat terwujud,” tuturnya.
Ketua pelaksan metode Gasing Kabupaten Dairi Padang S.Pd mengatakan bahwa kegiatan tahap 2 yang diselenggarakan di yayasan Anugerah Sitinjo akan berlangsung selama 15 hari, terhitung sejak Kamis-Sabtu (4-20/5/2023)
“Diklat ini diikuti oleh 31 sekolah, di mana dari SD sebanyak 20 sekolah, SMP sebanyak 11 sekolah. Untuk Diklat ini, menghadirkan 14 trainer. Setiap sekolah masing-masing ada 5 peserta, di mana 4 siswa dan 1 guru pendamping,” ucapnya.
Ditambahkan Padang, matematika Gasing merupakan suatu cara belajar matematika dengan lebih gampang, asyik dan menyenangkan yang dilakukan langkah demi langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan selama pembelajaran matematika.
Dikatakannya, dalam metode gasing, proses pembelajaran matematika dilakukan secara bertahap, setiap langkah disusun sedemikian rupa dan penguasaan materi dibangun dari materi sebelumnya. Dengan demikian, peserta didik dapat melihat korelasi antara satu konsep dengan konsep lainnya tanpa melupakan konsep yang sudah dipelajari sebelumnya.
“Dengan metode ini, peserta didik juga dibiarkan untuk bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga mereka benar-benar dapat mengetahui konsep yang sedang dipelajari. Sehingga mereka dapat memahami hal-hal abstrak melalui hal konkrit agar lebih mudah dipahami,” katanya. (AJ/tim)